Panduan Lengkap Investasi Reksadana | ”Don’t put all your egg in one basket”, kredo investasi yang sering kita dengar ini pada intinya memberi pesan agar jangan menempatka seluruh uang dalam satu wadah karena jika wadah itu bocor atau pecah, maka uang yang sudah susah payah kita kumpulkan tersebut dapat lenyap tak berbekas. Jadi, tempatkanlah uang itu pada beberapa wadah untuk meminimalkan resiko.
Jika berinvestasi di pasar modal, ada beberapa wadah yang dapat Anda pilih sebagai ladang pembiakan uang seperti saham atau obligasi. Dengan menempatkan uang pada kedua instrumen ini, resiko kerugian dapat direduksi.
Demikian pula jika hanya memilih saham sebagai wadah investasi, seluruh uang yang Anda investasikan seharusnya tidak dialokasikan hanya untuk memborong saham di satu sektor industri atau perusahaan saja. Misalnya, uang tersebut Anda alokasikan untuk mengkoleksi saham-saham perusahaan yang bergerak di industri perbankan, pertambangan, perkebunan dan sebagainya.
Dalam teori investasi saham, diversifikasi atau penyebaran (alokasi) aset semacam ini bertujuan untuk mengurangi tingkat resiko tidak sistematis dengan tetap memberikan tingkat potensi keuntungan yang optimal. Sayangnya, tidak semua investor piawai dalam memilah instrumen apa saja yang sebaiknya dikoleksi untuk mengoptimalkan dana yang ada. Selai itu, diversifikasi jelas membutuhkan dana yang besar untuk membeli saham pilihan.
Misalnya, dengan memiliki reksadana NISP Indeks Saham Progresif, portofolio investasi dapat terdiri dari saham Telkom, Perusahaan Gas Negara, BRI, Astra International dan BCA. Bandingkan, jika kelima saham tersebut dibeli langsung tanpa melalui reksadana, maka jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk membeli masing-masing 1 lot (100 lembar saham) saja lumayan besar.
Disinilah reksadana dapat memainkan perannya. Investor tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk menganalisis instrumen investasi apa saja yang layak menjadi portofolio investasi karena manajer investasi-lah yang akan melakukannya. Dengan dana yang minim, investor juga bisa melakukan diversifikasi melalui kumpulan dana dari investor lain yang dikelola oleh manajer investasi.
Keuntungan dan Risiko Investasi Reksadana
Berbeda dengan tabungan yang memiliki kepastian pengembalian, investasi memiliki dua sisi yang berbeda yang akan selalu ada yaitu risk (risiko) dan return (keuntungan). Dengan demikian, tidak ada satupun instrumen investasi termasuk reksadana yang bisa memberi janji pasti untung karena ada risiko yang akan tetap melekat.
Ini bukan berarti bahwa investor harus menjauh dari instrumen investasi seperti investasi reksadana karena dibalik risiko yang tinggi juga ada peluang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi juga (high risk high return). Walau tidak dapat dihilangkan, risiko ternyata dapat direduksi yang salah satunya bisa dilakukan dengan diversifikasi melalui instrumen investasi yang bernama reksadana.
Kelebihan Investasi Reksadana
Berikut ini kelebihan atau keuntungan yang kamu dapatkan ketika kamu ber investasi Reksadana.
1. Diversifikasi
Secara teori, diversifikasi bertujuan untuk mengoptimumkan keuntungan (return) untuk level risiko tertentu. Reksadana adalah implementasi dari diversifikasi karena dalam investasi reksadana terdapat portofolio dari beberapa efek yang berbeda. Melalui penyebaran aset dalam beberapa instrumen investasi (portofolio), reksadana bisa mengoptimumkan keuntungan dengan level risiko tertentu.
2. Dikelola Secara Profesional Oleh Manajer Investasi
Pengelola dana nasabah adalah para manajer investasi yang paham benar dengan seluk beluk investasi. Dengan reksadana, Anda dapat ’memanfaatkan’ pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk mengelola uang yang sudah susah payah dikumpulkan agar mendapatkan hasil yang optimal. Anda sebagai investor tidak perlu memilih efek apa saja yang akan dijadikan portofolio investasi karena sudah menjadi tugas manajer investasi.
3. Modal Minimum Hasil Maksimum
Tidak seperti berinvestasi di saham atau obligasi secara langsung yang membutuhkan modal relatif banyak, reksadana dapat dimiliki dengan modal sedikit. Beberapa investasi reksadana membolehkan Anda memulai investasi dengan modal Rp. 100.000.
4. Likuiditas
Setiap saat Anda dapat menjual (redemption) reksadana yang Anda miliki kepada pengelola pada harga NAV (Net Asset Value) saat itu. Meskipun uang hasil penjualan tidak langsung diterima saat itu, tetapi investor tidak perlu khawatir karena pengelola pasti akan membelinya.
5. Potensi Pertumbuhan Nilai Investasi
Melalui akumulasi dana dari berbagai pihak, reksadana memiliki kekuatan penawaran dalam memperoleh tingkat pengembalian yang lebih tinggi, biaya investasi yang lebih rendah dan akses terhadap instrumen investasi yang sulit jika dilakukan secara individual.
Risiko Investasi Reksadana
Berikut ini beberapa risiko yang mungkin saja bisa kamu alami ketika melakukan investasi Reksadana.
1. Penurunan Nilai Investasi
Siapa yang dapat mengalahkan pasar? Walaupun sudah dikelola dengan cara yang sangat profesional, portofolio pilihan manajer investasi belum tentu bisa memberikan keuntungan akibat efek yang dibeli mengalami penurunan harga. Hal ini dapat dilihat dari NAB (Nilai Aktifa Bersih) yang diperoleh pada suatu waktu lebih rendah ketimbang NAB saat membeli (kecuali reksadana pasar uang).
2. Risiko Perubahan Ekonomi Dan Politik
Pasar keuangan tidak akan lepas dari faktor ekonomi dan politik baik di lingkup global maupun lokal. Peristiwa apapun dapat memberi dampak pada harga efek di pasar modal maupun pasar uang. Krisis Yunani pada tahun 2010 adalah contoh salah satu peristiwa yang terjadi nan jauh di sana dapat membuat harga-harga saham berguguran yang otomatis membuat nilai investasi terutama reksadana saham menjadi menyusut drastis.
3. Risiko Perubahan Peraturan
Perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau kebijakan-kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pengembalian dan hasil investasi yang akan diterima manajer investasi dan dapat mengurangi penghasilan yang mungkin diperoleh pemegang unit penyertaan.
4. Risiko Pembubaran Dan Likuidasi
Pemegang unit penyertaan memiliki risiko bahwa didalam hal reksadana yang dimiliki memenuhi salah satu kondisi seperti yang tertera dalam ketentuan Bapepam & Lembaga Keuangan, Manajer Investasi akan melakukan pembubaran dan likuidasi.
5. Risiko Likuiditas
Pemegang unit penyertaan berhak untuk melakukan penjualan kembali unit penyertaan dan manajer investasi memiliki kewajiban untuk membelinya. Walaupun demikian, apabila sebagian besar atau seluruh pemegang unit penyertaan secara serentak melakukan penjualan kembali kepada manajer investasi, manajer investasi dapat saja tidak mampu menyediakan uang tunai seketika untuk melunasi penjualan kembali unit penyertaan tersebut.